In the end, you tried and you cared and sometimes.. that is enough. – Unknown
Sometimes you need those bad days, because it helps you truly appreciate the good ones. – Unknown
dunia nyata, dunia maya, duniaku.
In the end, you tried and you cared and sometimes.. that is enough. – Unknown
Sometimes you need those bad days, because it helps you truly appreciate the good ones. – Unknown
Diantara kegagalan demi kegagalan dalam membuat bolkus alias bolu kukus, maka kemarin gue mencoba sekali lagi. Siapa tahu tangan ini sedang gak dikutuk bikin boltet alias bolu bantet. Abis dari berapa kali percobaan yang hasilnya bisa dimakan cuma satu kali. Boltet lainnya akhirnya digoreng karena sayang dibuang. Kali ini gue gak terlalu pede bikin from scratch. Jadi terpikirlah ide bagaimana meminimalisir resiko. Salah satu solusi yang digunakan adalaaahh.. (jeng..jeng..jengg) pakai yang instant. Hahahah..
Dibawah ini merupakan gambaran usaha gue dalam menghasilkan bolkus. Tapi setelah baca petunjuk di belakang kemasannya, adonan ini harus ditambahkan beberapa bahan. Yaitu 100 ml mentega cair, satu butir telur, dan air putih lima sendok makan. Yah kirain tinggal kocok terus kukus. Gak mau repot heheheh. Ya sudah diikuti saja.
Abis naik-naik ke puncak gunung, gue melanjutkan perjalanan ke kota Jember hanya untuk menonton parade kostum yang katanya bertaraf internasional. Gara-gara lihat iklan di internet ditambah baca blog orang, jadilah kami memaksa kaki untuk terus melangkah. Sekalian gitu maksudnya, mumpung masih di Jawa Timur. Dengan bekal salep otot geliga, mari lanjuuutt..
Waktu tempuh dari stasiun Malang menuju stasiun Jember sekitar lima jam. Lucunya (gue juga baru tahu) adalah kereta tawang alun ini berjalan balik arah di stasiun Bangil. Yang tadinya duduk menghadap ke depan jadi menghadap belakang.
Karena perpindahan posisi lokomotif makanya transit di stasiun Bangil jadi agak lama. Orang-orang berhamburan keluar kereta dan ngacir keluar stasiun buat jajan cilok. Ini cilok terjauh yang pernah gue makan.
Mari dengarkan gue bercerita tentang senam zumba dengan bahasa gado-gado. Pardon my english, hehehe.
I’d been hoping to attend dance class for very long time. Kalau gak salah tahun 2013, I found the information that in my office held a zumba session. I instantly interested. And within period 2013 to 2014, I joined the zumba session after office hour (setelah jam 5 sore).
At that time, I lived near the office (renting room aka ngekost), so I had no problem with my way home at night. Gak khawatir kecapekan di jalan. Kalau rumahnya jauh bisa sampai rumah jam 9 lewat, terus besoknya masih ngantor pula.
Learning never exhaust the mind. – Leonardo Da Vinci
Start where you are. Do what you can. Use what you have. – Arthur Ashe
Mari kita mencari kerja lagi.. bismillah..
I’m not a runner, actually.. I’m a walker.
Setiap orang punya olahraga kesukaan masing-masing. Kalau gue sukanya jalan, soalnya lari lebih capek, hehehe. Arena jogging pertama yang gue kenal adalah jalanan komplek tempat gue tinggal. Sebetulnya sih gak rutin olahraga karena dulu di sekolah ada pelajaran olahraga. Baru saat sudah bekerja, badan sering pegel-pegel akibat duduk di kantor seharian.
Satu manfaat yang gue cari saat jalan adalah menghilangkan stres. Lagi mikir mau olahraga dimana tiba-tiba teman kasih ide jogging di Taman Kota 1 BSD.
I am not qualified to write this, but hey! we gonna try anyway..
Hari Kartini.
Hal pertama yang gue ingat tentang hari kartini adalah pakai baju adat ke sekolah. Mulai dari taman kanak-kanak sampai SMP. Ketika SMA sudah gak wajib lagi pakai baju adat.
Sebetulnya gue sih suka pakai baju adat Indonesia. Buat gue ini ibarat kostum, yang bisa bikin tampil beda dibanding setiap hari pakai seragam. Alasan mengapa setiap memperingati hari kartini kok disuruh memakai baju adat, gue sendiri belum tahu. Nikmati saja hehehe. Continue reading “I Should Be One of The Cool Women”
There are only two option: make progress OR make excuses. – unknown
Posted from WordPress for Android
Posted from WordPress for Android
There are no strangers here; Only friends you haven’t yet met.
Hayuk berteman.. siapa tahu kita bisa lanjut bersahabat..
Hari ini dan kemarin, adalah pemanjaan bagi lidah serta penyiksaan bagi perut. Of course laah gue nyicip (baca: lahap) segala makanan yang disajikan dengan sepenuh hati oleh bunda tercinta dan budhe-budhe tercayang.
Sambil melihat mesra ke arah perut, mulai esok hari balancing asupan makanan lagi yaa. Apalagi abis puasa sebulan (dikurangi 7 hari jebol) mustinya tubuh sudah dalam keadaan ter-detoks alami. Harus dipertahankan.. Oh yeah.
Juga.. memanfaatkan momentum awal yang fitri, gue membangkitkan kembali angan dan cita untuk.. Continue reading “Minta Maaf Sama Lingkar Pinggang dan Melaksanakan Lainnya”