Sedikit kebanggaan ketika naik commuter line. Kayak di film gitu.. 😆 Melihat pengguna kereta yang punya berbagai latar belakang. Nebak-nebak kerjaan ini orang apa ya.. Gue punya mimpi bisa keliling eropa. Bisa naik kereta disana. Sebelum sampe sana, bersyukur dulu dengan yang ada sekarang. Mungkin besok ditambah rejeki sama Allah.
Bulan lalu gue mengajukan resign dari kantor sekarang. Last day gue tanggal 31 desember alias akhir tahun nanti. Gak bilang-bilang ke Budhe soalnya takut dimarahin. Walaupun tanggal di kalender seolah masih lama, tapi ngerasanya tinggal sebentar lagi. Apalagi bulan desember besok gue genap empat tahun kerja disana. Apakah akan ada kantor yang seperti ini lagi..? Yang gue omongin ini seneng-senengnya aja. Sedihnya? Gak mau gue ulang.Â
Resign dengan belum ada pekerjaan baru itu bikin deg-degan. Tapi gue pingin istirahat dulu. Mencari potensi diri yang mungkin bakal senang jalaninya. Gak mau lagi bekerja karena orang lain, lalu menyimpan marah dalam hati. Gue tahu rasanya berangkat kerja dengan mood yang jelek banget. Uring-uringan, mengutuk orang yang menjerumuskan gue ke pekerjaan ini. Emosinya campur-campur.
Sampai pada suatu hari, saking capeknya bad mood, gue memutuskan untuk happy. Bahagia. Meski hanya sekedar topeng di wajah dan masih ada kesel di hati. Waktu itu, bertahun yang lalu, gak perlu waktu lama buat memutuskan. Tapi gue memaintain aura bahagia itu.
And sometime, it works. Berpura-pura bahagia betul-betul bisa membuatmu bahagia. Dengan mengambil keputusan ini, yang awalnya hanya eksperimen sosial, gue menjadi tahu bahwa menjadi menyenangkan berefek pada banyak hal. Inside and outside. Gue bisa reflek senyum walaupun hati sedang pedih-pedihnya, atau lagi marah-marahnya. Dan gue berterima kasih atas ide tersebut.
Sometime people who smiling, doesn’t mean they smile from their heart. Sometime they just smile for you. So please appreciate it.

Posted from WordPress for Android
One thought on “Keep Being Happy”